Kamis, 30 September 2010

Juwairiyah binti Al-Harits, bidadari cantik yang luar biasa..

Parasnya begitu cantik, luas ilmunya dan mulia akhlaknya.Begitulah sejarah Islam melukiskan Juwairiyah binti Al-Harits bin AbiDhirar bin Al-Habib Al-Khuza'iyah Al-Mushthaliqiyah. Berasal dari BaniMusthaliq yang menyembah berhala. Ayahnya, Al-Harits, adalah pemimpin kaumnyayang gemar menyembah patung dan sangat memusuhi Islam.

Burrah sempat menikah dengan seorang pemuda yang bernama Musafi' bin Shafwan.Ayahnya berencana untuk menyerang kaum Muslimin di Madinah. Bani Musthaliq sangat bernafsu untuk mengalahkan pasukan tentara Islam dan mengambil-alih kekuasaan di antara suku-suku Arab. Rencana itupun sampai ke telinga Rasulullah SAW.

Untuk memastikan kabar itu, Nabi Muhammad lalu menugaskan Buraidah bin Al-Hushaid untuk memastikan kebenaran informasi itu. Ternyata, rencana penyerangan yang akan dilakukan Bani Musthaliq itu tak sekedar isu melainkan kenyataan. Rasulullah pun menyusun kekuatan dan menyerang terlebih dahulu.

Pertempuran tentara Islam melawan kaum kafir dari Bani Musthaliq itu dikenalsebagai perang Perang Muraisi' dan terjadi pada bulan Sya'ban tahun kelimaHijrah. Dalam pertempuran itu, umat Islam meraih kemenangan. Pemimpin bani Musthaliq, Al-Harits melarikan diri dari medan peperangan dan suami Barrah tewas terbunuh.

Seluruh penduduk yang selamat, termasuk Barrah menjadi tawanan. Sebagai seorang terpelajar, mengetahui dirinya menjadi tawanan, Barrah mengajukan tawaran untuk membebaskan diri. Ia lalu mencoba bernegosiasi dan meminta bertemu dengan NabiSAW. Upayanya membuahkan hasil.



"Rasulullah, aku Barrah, putri dari Al Harits. Ayahku adalah pemimpin kaumku. Sekarang aku ditimpa kemalangan dengan menjadi tawanan perang dan jatuh ke tangan Tsabit bin Qais. Ia memang lelaki baik, tidak pernah berlaku buruk padaku. Namun ketika kukatakan aku ingin menebus diri, ia membebaniku dengan sembilan keping emas. Maka kupikir lebih baik minta perlindungan padamu.Tolong, bebaskan aku!" ujarnya.

Nabi Muhammad berpikir sejenak. Lalu Rasulullah SAW balik bertanya,"Maukah engkau yang lebih baik dari itu?" Seketika Barrah tercengangdan balik bertanya, "Apakah gerangan itu, wahai Rasulullah? Lalu Nabi Muhammad berkata, "Aku tebus dirimu, lalu kunikahi engkau." Mendengar jawaban Nabi Muhammad SAW, wajah Barrah pun berubah berseri-seri. "Baiklah, wahai Rasulullah," tutur Burdah. Lalu Rasulullah SAW menikahi nya dan nama Barrah pun diganti menjadi Juwairiyah.



Seperti diriwayatkan Aisyah RA, kabar pernikahan Rasulullah dan Juwairiyah menyebar cepat di kalangan kaum Muslimin. Secara tak terduga, pernikahan itu menjadi berkah bagi kaum Bani Musthaliq yang tertawan dan menjadi budak. Parasahabat membebaskan semua tawanan yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Juwairiyah.

Aisyah Ummul Mukminin berkata: 'Tersebarlah berita kepada manusia bahwa Rasulullah telah menikahi Juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhirar. maka orang-orang berkata: ''Kerabat Rasulullah! maka mereka melepaskan tawanan perang yang mereka bawa, maka sungguh dengan pernikahan beliau dengan Juwairiyah menjadi sebab dibebaskannya seratus keluarga dari Bani Mushthaliq, maka aku tidak pernah mengetahui seorang wanita yang lebih berkah bagi kaumnyadaripada Juwairiyah''.

Dan Ummul Mukminin Aisyah menceritakan perihal pribadi Juwairiyah: ''Juwairiyah adalah seorang wanita yang manis dan cantik,tiada seorangpun yang melihatnya melainkan akan jatuh hati kepadanya. TatkalaJuwairiyah meminta Kepada Rasulullah untuk membebaskan dirinya, sedangkan demi Allah aku telah melihatnya melalui pintu kamarku, maka aku merasa cemburu karena saya menduga bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam akan melihat sebagaimana yang aku lihat''

Maka masuklah pengantin wanita, sayyidah Bani Mushthaliq kedalam rumah tangga nubuwwah. Pada mulanya nama beliau adalah Burrah, namun Rasulullah menggantinya dengan Juwairiyah karena khawatir dia dikatakan keluar dari biji gandum.

Ibnu Hajar menyebutkan didalam Ishabah tentang kuatnya iman Juwairiyah radhiyallau anha. Beliau berkata :''Ayah Juwairiyahmendatangi Rasul dan berkata:''Sesungguhnya anakku tidak berhak ditawan, karenaterlalu mulia dari hal itu. Maka Nabi Shalallahu alaihi wassalam bersabda: ''Bagaimana pendapatmu seandainya anakmu disuruh memilih diantarakita, apakah anda setuju?''. ''Baiklah'', katanya. Kemudian ayahnya mendatangi Juwairiyah dan menyuruhnya untuk memilih dirinya dengan Rasulullah maka beliaumenjawab,''Aku memilih Allah dan Rasul-Nya''. 
http://gasa-storyofmylife.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo bergabung disini.... boleh berkomentar... asal sopan dan intelek, humoris, serta dapat menambah wawasan dan persaudaraan