Minggu, 30 September 2012

Hidup, Semangat dan Perjuangan

Ketika dalam perjalanan pulang setelah mengikuti kegiatan rutin, di samping kiri aku melihat seorang bapak mengendarai sepeda motor dengan gerobak disampingnya. Nampaknya dia sudah selesai berjualan dan hendak pulang

Awalnya, aku tidak peduli….sampai aku melihat sesuatu yang menurutku ganjil.
Oh Tuhan…Kakinya tidak menapak pada “pancatan” (aku ga tahu apa namanya) sepeda motor. Kakinya hanya menggantung kecil ….kira2 hanya berjarak 40cm dr pangkal pahanya. Diujung kaki itu, dikenakan sebuah sepatu yg bagus..bersih…dan arah sepatu itu terbalik…ujung jari yg seharusnya ke depan…ini justru ke belakang.

Sejenak aku merasa miris. Aku kagum dengan semangat bapak itu. Walau keadaannya seperti itu, dia tetap semangat bekerja. Dia tidak meminta-minta. Dia tidak berpakaian kusut supaya dikasihani, tp justru berpakaian rapi dan bersepatu. Dan dia bekerja sampai semalam ini (pkl 21.30)

Aku terus menatap bapak itu sampai hilang dr pandanganku….

Aku merenung. Adakah aku lebih semangat dr bapak itu? Aku lebih sempurna secara fisik. Lebih banyak hal yg bisa aku lakukan. Tapi sampai seberapa mampu aku mengolah segala yang aku miliki. Sering kali aku memoles diri supaya dikasihani…menempatkan diri sebagai sosok yang menderita..memiliki persoalan hidup terberat…memasang muka masam…dan putus asa untuk berusaha.

Tapi…seorang bapak yang tidak kukenal …malam ini telah mengajar aku … bahwa apapun keadaan diri kita, jgn kita berputus asa. Semua ada jalan…asal kita mau berusaha. Teruslah bersemangat.. Tampilah sebagai orang yang pantas dihargai..bukan dikasihani.

Terima kasih Tuhan…
Salam,

Menyembah

Kadang kita merasa salah di setiap perbuatan kita. Selalu saja kita merasa sebagai pihak yang disalahkan. Sebenarnya kita telah berbuat apa?….

Mari kita telisik lagi di dalam Al-Qur’an surat Adz-zariyat :56 yang artinya: “Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada-Ku”. Di dalam ayat tersebut Allah menerangkan tugas utama manusia “hanyalah” menyembah kepadanya dalam bentuk ibadah menjalankan penuh apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi seluruh apa yang dilarang-Nya.

Jadi dalam setiap perbuatan yang kita lakukan hendaknya atas dasar semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Sehingga, kita tidak merasa disalahkan walaupun kita disalahkan oleh orang lain, tapi kita tidak akan disalahkan oleh Allah