Kamis, 29 Juli 2010

Kekuatan Imajinasi

Yang mengarahkan kita adalah Kemauan, Pencapaian adalah realisasi dari Imajinasi. Biarkan kesabaran menjadi energi kerja keras kita. Itu pula yang menggerakkan imajinasi menjadi kemauan, dan dengan Imajinasi yang kuat membuat kita BISA dan KUAT.
Berjalanlah engkau diatas sebatang bambu setinggi lutut, kamu akan merasakan bedanya antara BISA dan tidak BISA. Pada kekuatan Imajinasimu

salam perjuangan

Minggu, 25 Juli 2010

salah siapa?

Salah Siapa?



Sahabat, ini kisah tentang empat manusia.

SETIAP ORANG, SESEORANG, SIAPAPUN, dan TAK SATU PUN.

Ada sebuah tugas penting yang harus dilaksanakan dan SETIAP ORANG diminta untuk melakukannya.

SETIAP ORANG sangat yakin bahwa SESEORANG akan melakukannya.

SIAPAPUN dapat melakukannya, tapi TAK SATUPUN melakukannya.

SESEORANG kemudian marah sebab itu adalah tugas SETIAP ORANG.

SETIAP ORANG tahu bahwa SIAPAPUN bisa melakukannya, tapi TAK SATUPUN menyadari bahwa SESEORANG tak mau melakukannya.

Akhirnya, SETIAP ORANG menyalahkan SESEORANG sebab TAK SATUPUN melakukan apa yang SETIAP ORANG bisa melakukannya.

Sahabat, bisa jadi, empat manusia itu sebenarnya hanya satu. Mari kita renungkan dan mari kita terus belajar.


Sumber: Internet Joke

Sabtu, 24 Juli 2010

Maafkan Kami, Nak...

Maafkan kami Nak...

Maafkan kami, Nak...
Sebab orang tuamu belum mampu membelikanmu mainan
Maka biarlah kami menemanimu bermain
Kelak engkau akan tahu bahwa hidup bukan permainan semata
Di dalamnya banyak misteri yang harus diungkap sendiri.

Maafkan kami, Nak...
Sebab orang tuamu hanya bisa mengirit beli susu untukmu
Sehingga Ibumu harus pandai-pandai menakar
Tapi karena cinta yang ikhlas membuat kami takpernah salah hitung
Biar engkau pun tahu bahwa manusia harus bisa menghitung hidupnya sendiri

Maafkan kami, Nak...
Sebab belum punya tempat berteduh yang rimbun untukmu
Namun keteduhan cinta kami akan mengayomi tidurmu
Tetap akan tumbuh bunga dan mata air di atas tanah tandus ini
Kelak engkau akan mengerti bahwa panas terik dan hujan senantiasa mengejarmu
Maka berteduhlah di payungmu sendiri..

HERMAN A.LILO
1999

untuk hari anak Indonesia

Ingin Saja...

Nak,
Ingin saja aku berdoa malam ini
Dalam rinduku yang belum kau pahami
Menggeliat-geliat batinku memburumu
Menyergap sunyi kesendirianku

Nak,
Ingin saja aku panggil namamu di doaku
Meskipun aku tahu bahwa kau tak mungkin mendengarnya
Tapi telah kusampaikan kepada Tuhan
Lindungi anak-anak kami dalam dekap ibunda

Nak,
Ingin saja aku merebutmu dari gendongan Ibunda
Menciummu hingga engkau menangis lagi
Namun jarak kita terpisahjauh
Nak,
Ingin saja aku pulang menjeguk rindu
Bersamamu wahai akar jiwa yang suci
Maka sambutlah ayah di depan pintu

Selasa, 20 Juli 2010

Harta Dunia


Harta Dunia

Di dalam harta dunia terdapat tiga pemilik
Dan pemilik harta yang pertama adalah takdir
Dia bisa saja mengambil hartamu kapan saja ia mau
tak perduli apakah kamu sedang sakit atau sedang sehat
tak perduli apakah kamu sedang susah atau senang
tak peduli apakah harta itu akan diambilnya semua atau bersisa
Dan takdir akan tiba kapan saja, tanpa seorang pun di antara kita yang tahu waktunya

Dan pemilik harta yang kedua adalah pewaris
Dan bisa mengambilnya karena hak kewarisannya
Tak perduli apakah ia suami atau istrimu
Tak perduli apakah ia anak-anakmu atau ahli warismu
Dan pewaris selalu menanti harta dunia disaat engkau hidup dan mati

Dan pemilik harta dunia yang ketiga adalah dirimu
Kamu bisa saja menyimpan atau menghabiskan hartamu di dunia kapan saja
Kamu bisa saja menjaga hartamu di dunia tapi tak bisa membawanya ke akhirat
Disana pertanyaan sederhana menunggumu :
Darimanakah harta itu kau peroleh dan kemana engkau membelanjakannya?

Dan Didalam tumpukan hartamu ada hak fakir miskin dan anak yatim

Dan yang pasti adalah kamu akan diletakkan sendiri di dalam kubur tanpa harta-harta dunia

Herman Lilo
Sabbang, 03-05-2008

Jumat, 09 Juli 2010

Doa musyafir ilmu (3)

Doa musyafir ilmu (3)
Tuhan, kembara musyafirku menuju-Mu dengan peluh meniti di atas shirathal pengetahuan
namun sungguh kuamat terbatas
tak ada logika, asumsi dan teori pengetahuan mengenali-Mu
Tuhan,
bangkitkan aku dari kebutaan ilmuku
hidupkan aku kembali dari kematian segenap jiwa kemanusiaan
sebab status sosial dan gelar sarjana tak kuasa menolongku
perdebatan kebenaran berhenti pada kesimpulan yang nisbi
Tuhan,
kami tak punya kurikulum untuk belajar tahu diri
di ruang kelas pun kami saling menyakiti
banyak klaim dan dominasi kebenaran dipertaruhkan
seperti tak terjaga hak atas penciptaan-Mu
Tuhan,
anugerahkan pendidikan ini dengan mujizat
sekolah dan kampus lebih banyak menindas pikiran
suara burung dan desah angin saja tak bisa kuajak bicara
bahkan jarak semakin tak terjangkau
Tuhan,
guru kami seperti pesulap yang mengajarkan ilmu sihir
dengan sekali ayunan tongkat saja hendak merubah laut jadi daratan
tak peduli hukum-hukum alam berontak
Tuhan,
kami terus salah sangka terhadap badai kehidupan
kesenjangan dan perbedaan ada dimana-mana
jiwa yang kelaparan terus disuapi ambisi hingga semakin miskin dan sia-sia
Tuhan,
bantu kami hentikan segala bentuk seminar kematian hati manusia
۞۞۞

Doa musyafir ilmu (2)

Doa musyafir ilmu (2)
Pada siapa kugerakkan mata pena ini
Segala tulisan telah tumpah disini
Bahkan air laut pun gelisah pada ombak
Tak ada teori bisa dipedomani sebagai ujung tombak
Hendak kemana haluan ilmu ini bergerak
Suara cendekia dan kaum pintar terdengar serak
Sekolah dan kampus seperti penjara yang sesak
Mendidik murid-murid untuk diam dan tak tahu berteriak
Dimana lagi para musyafir ilmu akan berteduh
Universitas cakrawala tak memuat peluh dan keluh
Masih banyak pertanyaan yang tak terseduh
Sebab mata tuhan tak dijadikan suluh
Hipotesa dan rumusan hendak menjangkau hukum tuhan
Teknologi dipercaya sebagai tuhan-tuhan baru
Agama dan kepercayaan langit dianggap beban
Meski malapetaka terus-menerus menderu


۞۞۞
Herman  A. Lilo
Doa Musyafir Ilmu
demi masa,
yang tak letih mengedari lingkaran waktu
tak berhenti sampai aku tersungkur sampai aku terus mencari
dan tak sedikit pun yang paham rahasia apa yang tersembunyi
dengan teori saja, tak pernah cukup untuk memahami-Mu
lantas, diusung kemana semua pertanyaan itu?
(goresanku hanyalah sebutir doa disela-sela kebodohan hamba yang menganga)
demi masa,
anugerah terus melimpah tanpa pamrih
namun belum ada yang sanggup menakar jumlahnya dengan hanya ilmu matematika
tak tahu, di universitas mana rahasia-Mu bersembunyi
semakin kutemui ia, malah semakin kukehilangan
dengan teknologi saja, tak kan pernah sampai kepada jejak-Mu pun!
( kugerakkan mata penaku menuju-Mu Tuhanku, seraya beringsut di terowongan gelap kebutaan hatiku )
Tuhanku,
mengenalmu saja aku belum sanggup
mengenal diriku pun masih samar-samar
Jadi, apa makna ilmu pengetahuan ini?
tapi aku tak berhenti, Tuhanku
sampai semua lautan menjelma tinta dan segenap tanah menjadi kertas
aku tetap berguru pada-Mu
Tamalanrea, 10-03-1997

Bismillahirrahmanirrahim...

Bismillahirrahmanirrahim...
tuhan, engkau maha tahu segala makna
dan maha paham redupnya cahaya mataku
tak perlu aku ceritakan sejuta gundah gulana yang menggelayut di pancaran batinku
tuhan, engkau maha dengar segala keluhan dalam gerak dan bahasa sembahyangku
tak perlu aku berontak menuntut semuanya engkau kabulkan jua di atas kefanaan
hanya satu yang ingin kupelihara dalam pemberianmu
yakni setiap aku menyebut namamu
ada pancaran kasih sayangmu padaku
bismillahirrahmanirrahim...

Kamis, 01 Juli 2010

komunikasi Islami

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh,
Bahagia rasanya dapat menulis disini tentang komunikasi.

Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan keislaman dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam. Dengan pengertian demikian, maka komunikasi Islam menekankan pada unsur pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara (how), dalam hal ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa (retorika).

Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran Islam, meliputi akidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak (ihsan).

Soal cara (kaifiyah), dalam Al-Quran dan Al-Hadits ditemukan berbagai panduan agar komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. Kita dapat mengistilahkannya sebagai kaidah, prinsip, atau etika berkomunikasi dalam perspektif Islam.

Kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam ini merupakan panduan bagi kaum Muslim dalam melakukan komunikasi, baik dalam komunikasi intrapersonal, interpersonal dalam pergaulan sehari hari, berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam aktivitas lain.

Dalam berbagai literatur tentang komunikasi Islam kita dapat menemukan setidaknya enam jenis gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam, yakni (1) Qaulan Sadida, (2) Qaulan Baligha, (3) Qulan Ma’rufa, (4) Qaulan Karima, (5) Qaulan Layinan, dan (6) Qaulan Maysura.

1. QAULAN SADIDA

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Qaulan Sadida - perkataan yang benar (QS. 4:9)

Qaulan Sadidan berarti pembicaran, ucapan, atau perkataan yang benar, baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa).

Dari segi substansi, komunikasi Islam harus menginformasikan atau menyampaikan kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta.

“Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta” (QS. Al-Hajj:30).

“Hendaklah kamu berpegang pada kebenaran (shidqi) karena sesungguhnya kebenaran itu memimpin kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga” (HR. Muttafaq ‘Alaih).

“Katakanlah kebenaran walaupun pahit rasanya” (HR Ibnu Hibban).

Dari segi redaksi, komunikasi Islam harus menggunakan kata-kata yang baik dan benar, baku, sesuai kadiah bahasa yang berlaku.

“Dan berkatalah kamu kepada semua manusia dengan cara yang baik” (QS. Al-Baqarah:83).

“Sesungguhnya segala persoalan itu berjalan menurut ketentuan” (H.R. Ibnu Asakir dari Abdullah bin Basri).

Dalam bahasa Indonesia, maka komunikasi hendaknya menaati kaidah tata bahasa dan mengguakan kata-kata baku yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

2. QAULAN BALIGHA

“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha - perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (QS An-Nissa :63).

Kata baligh berarti tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya. Qaulan Baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele.

Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka.

“Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka” (H.R. Muslim).

”Tidak kami utus seorang rasul kecuali ia harus menjelaskan dengann bahasa kaumnya” (QS.Ibrahim:4)

Gaya bicara dan pilihan kata dalam berkomunikasi dengan orang awam tentu harus dibedakan dengan saat berkomunikasi dengan kalangan cendekiawan. Berbicara di depan anak TK tentu harus tidak sama dengan saat berbicara di depan mahasiswa. Dalam konteks akademis, kita dituntut menggunakan bahasa akademis. Saat berkomunikasi di media massa, gunakanlah bahasa jurnalistik sebagai bahasa komunikasi massa (language of mass communication).

3. QAULAN MA’RUFA

Kata Qaulan Ma`rufan disebutkan Allah dalam QS An-Nissa :5 dan 8, QS. Al-Baqarah:235 dan 263, serta Al-Ahzab: 32.

Qaulan Ma’rufa artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan. Qaulan Ma’rufa juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat).

“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya[268], harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Ma’rufa kata-kata yang baik. (QS An-Nissa :5)

“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, Maka berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Ma’rufa- perkataan yang baik (QS An-Nissa :8).

“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekadar mengucapkan (kepada mereka) Qaulan Ma’rufa - perkataan yang baik… (QS. Al-Baqarah:235).

“Qulan Ma’rufa - perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah: 263).

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah Qaulan Ma’rufa - perkataan yang baik.” (QS. Al-Ahzab: 32).

4. QAULAN KARIMA

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orangtuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, seklai kali janganlah kamu mengatakan kepada kedanya perkatan ‘ah’ dan kamu janganlah membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Karima - ucapan yang mulia (QS. Al-Isra: 23).

Qaulan Karima adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama. Dalam ayat tersebut perkataan yang mulia wajib dilakukan saat berbicara dengan kedua orangtua. Kita dilarang membentak mereka atau mengucapkan kata-kata yang sekiranya menyakiti hati mereka.

Qaulan Karima harus digunakan khususnya saat berkomunikasi dengan kedua orangtua atau orang yang harus kita hormati.

Dalam konteks jurnalistik dan penyiaran, Qaulan Karima bermakna mengunakan kata-kata yang santun, tidak kasar, tidak vulgar, dan menghindari “bad taste”, seperti jijik, muak, ngeri, dan sadis.

5. QAULAN LAYINA

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan Qulan Layina - kata-kata yang lemah-lembut… (QS. Thaha: 44).

Qaulan Layina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan dengan kata kata terus terang atau lugas, apalagi kasar.

Ayat di atas adalah perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan Harun agar berbicara lemah-lembut, tidak kasar, kepada Fir’aun. Dengan Qaulan Layina, hati komunikan (orang yang diajak berkomunikasi) akan merasa tersentuh dan jiwanya tergerak untuk menerima pesan komunikasi kita.

Dengan demikian, dalam komunikasi Islam, semaksimal mungkin dihindari kata-kata kasar dan suara (intonasi) yang bernada keras dan tinggi.

6. QAULAN MAYSURA

”Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura - ucapan yang mudah (QS. Al-Isra: 28).

Qaulan Maysura bermakna ucapan yang mudah, yakni mudah dicerna, mudah dimengerti, dan dipahami oleh komunikan. Makna lainnya adalah kata-kata yang menyenangkan atau berisi hal-hal yang menggembirakan.

Wallahu a’lam.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Ikhwan Sopa

Dicopy paste dari http://www.romeltea.com/2009/12/30/komunikasi-islam-makna-dan-prinsip/