yang luruh dibawah matahari
yang enyah ditampar angin
saat bianglala matamu melukis warna
tapi
gerai rambutmu selalu saja menutupi
menorehkan teka-teki yang kabur
“mungkinkah kita menjaga awan”
saat itu kita terdiam
dan laut kita acuhkan
mungkin hatimu telah luluh
tapi aku terlanjur luruh digenggamanmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayo bergabung disini.... boleh berkomentar... asal sopan dan intelek, humoris, serta dapat menambah wawasan dan persaudaraan